Mengeliat tanah Bumiku
panas dan merenggas waktu
Jiwa manusia mengering,
seiring perjalanan mengukur jalan sang hidup
Gegap gempita kegaduhan
alam semesta bergaung dimana mana
Kemanakah kita akan
berteduh?
Kemana kita berlari agar
terhindar petaka?
Kemana kita bersembunyi
ketika azab menghampiri?
Akan datang suatu MASA
dimana keadilan akan ditegakkan atas nama kemanusiaan bagi manusia yang
mengabaikan arti sebuah KESADARAN KEILAHIAN dan yang alpha memelihara KEHIDUPAN
Apakah yang menjadi sebab
musabab munculnya fenomena misteri hebohnya ulat bulu, kelelawar dan tikus yang
muncul dari laut ke darat, jutaan ikan di laut dan danau yang mati tanpa sebab
yang jelas, angin puting beliung, perubahan iklim dan global warming yang merubah tatanan habitat dan ekosistem? Apakah
serangan hama
dan ulat bulu di suatu negeri, angin taufan, gempa bumi, juga tsunami hanya
fenomena alam semata?
Mengutip pada surat QS al 'araf : 133
yang berbunyi
"Maka Kami kirimkan
kepada mereka (orang2 yang jauh dari jalan Allah) angin taufan, belalang, kutu
(ulat, hama),
katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan
diri dan mereka adalah kaum yang berdosa."
Bencana yang bertubi-tubi
melanda bumi akan terus terjadi hingga akhir 2012 merupakan puncak dari segala
hukum adil yang selama ini diatur oleh sistem hukum-hukum alam. Mengapa semua
ini terjadi hingga akhir 2012? Adakah diantara kita yang pernah memahami bahwa
sesungguhnya Alam Semesta ini berada di dalam rahim sosok IBU, yang disebut Ibu
Pertiwi? Bumi tempat kita berpijak ini sudah berumur sangat tua, Saat ini bumi
sedang dalam kondisi puncak pergolakan alam untuk menyeimbangkan lagi hal yang
telah dirusak oleah manusia selama ini. Bumi akan melakukan kelahiran kembali
untuk era kehidupan yang baru, yang lebih baik, seperti lahirnya seorang bayi
sakti perkasa dari kawah candra dimuka.
Rasululloh sendiri bersabda
“… bumi beserta alam semesta laksana rahim seorang ibu, seberapa juta orang
berhimpun disini akan muat …”
Ibarat bumi beserta alam
semesta maha luas tanpa batas adalah sebuah RAHIM IBU sebagai wujud Kebesaran
karya ciptaan Ilahi. Maka bayangkan, betapa maha dahsyatnya rahim Ibu. Di situ
pulalah tersimpan air ketuban atau disebut KAKANG KAWAH ADI ARI-ARI (hubungan
mati hidup makhluk). Di dalam rahim ibu dicukupi makanan alami untuk penguat
tubuh, akal dan budi si janin. Rahim ibu Bumi Pertiwi ini adalah hati tulus
seorang ibu yang memberikan air dan seluruh makanan beserta semua keperluan
hidup anak-anaknya.
Sadarkah kita bahwa Bumi
ini selama ini menjaga dan melindungi kita semua dengan ikhlas tanpa pamrih dan
menjadi saksi saat anak-anak manusia - nya bersujud kepada Sang Maha Pencipta,
Bahkan semua perilaku-nya yang baik maupun yang buruk, Sang bumi beserta isinya
menjadi saksi dan mencatatnya. Bumi ini juga yang menerima jasad anak-nya yg
tercinta saat dikubur sebagai proses lahir kembali ke alam sejati.
Maka Bumi ini adalah ibu
pertiwi yang wajib kita jaga kelestariannya dan kehormatannya. Yang wajib kita
cintai dan pelihara sebagaimana Bumi telah memelihara kita. Jika anak-anaknya
mulai tidak seimbang lagi tabiatnya, mengingkari Gusti Allah, bahkan merusak
bumi, maka Bumi ibu pertiwi akan murka dan janganlah heran jika datang bencana
dahsyat untuk memberi peringatan keras kepada anak-anaknya. Seluruh energi
kekuatan alam semesta, tersimpan rapat dan rahasia di dalam rahim ibu pertiwi
dikeluarkan. Bencana di masa kini dan masa mendatang bukan lagi merupakan
hakekat sebuah cobaan akan tetapi merupakan hasil dari ulah manusia sendiri
yang egois, tidak peka terhadap lingkungan serta tidak menjalankan amanah hidup
sebagai manusia, yaitu mengajarkan kebenaran dan menyebarkan kebaikan seperti
halnya CINTA KASIH. Bumi-pun patut untuk kita cintai, karena Bumi ini bernyawa
dan hidup. Sadarilah bahwa Bumi Pertiwi ini adalah tempat yang lengkap dan
sangat indah bagi yang berbakti dan merasa memiliki seorang ibu. Sungguh
beruntung sekali bagi siapapun yang selalu dalam lindungan kasih ibu pertiwi.
Sepanjang hidup, kita
bernafas, minum air, mendapatkan makanan, maka terasa bahwa sedang memiliki ibu
yang memberikan kita "kehidupan", karena sesungguhnya manusia telah
dijaga oleh Ibu Pertiwi sebagai Rahim Illahi dan dijaga dengan cara HUKUM ADIL.
Maka siapa menanam maka dia pula yang akan menunai hasilnya.
Salah satu bukti dari hukum
adil tersebut adalah adanya perubahan iklim global kita hadapi dunia pada saat
ini. Pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi
fosil. Krisis ini terjadi karena keteledoran manusia dalam membangun dunia.
Mulai dari aktivitas pertambangan untuk mengeksploitasi energi fosil, limbah
pabrik, penebangan pohon liar, pembukaan lahan baru di hutan, asap kendaraan
bermotor turut memberi andil pada kerusakan lingkungan. Bahkan di Indonesia
sebagai negara yang berada di posisi khatulistiwa, lambat laun perubahan iklim
global telah memberi dampak yang signifikan. Karena bumi menyerap lebih banyak
energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer. Sehingga pemanasan
global menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan es di kutub. Penurunan
suhu udara yang drastis di malam hari, curah hujan yang semakin tinggi sehingga
menyulitkan tercapainya target swasembada pangan, sampai bencana alam yang
sering terjadi merupakan dampak yang dirasakan secara langsung oleh kita semua.
WHO memperingatkan bahwa
pemanasan global akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan. Pemanasan global dapat meningkatkan faktor resiko dan penyakit yang
mengancam kesehatan manusia secara global, diantaranya: malnutrisi yang
mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare yang mengakibatkan
kematian 1,9 juta jiwa dan malaria yang mengakibatkan kematian 0,9 juta jiwa
setiap tahunnya. Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan,
ketersediaan air dan penyebaran penyakit. Perubahan temperatur dan curah hujan
yang ditimbulkan memberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri
penyakit tumbuh lebih luas. Selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat,
secara tidak langsung pemanasan global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun
banjir. Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen
yang terganggu. Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare. Hal lain dapat
kita posisikan seolah-olah kondisi di dalam rahim IBU sedang rusak. Kualitas
air yang kita minum rusak, udara yang kita hirup kotor, maka secara keseluruhan
dapat berdampak terhadap kesehatan bayi dalam kandungan, yaitu kualitas
kesehatan dan pertumbuhan otak anak-anak generasi selanjutnya. Hal ini
dikhawatirkan generasi selanjutnya banyak memiliki cacat secara fisik maupun
mental.
Pernahkah di antara kita
memperhatikan kejernihannya udara di langit? Asap yang mengandung debu halus
dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru
obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang dapat
menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan. Ketika suhu
tinggi, manusia akan rentan penyakit. Mulai dari penyakit saluran pernafasan,
meningkatnya penyakit menular, Malaria, DBD dan penyakit yang ditularkan
melalui udara dan air. Dampak psikologis dari pemanasan global ini terlihat
semakin tingginya tingkat stres masyarakat. Dampak penipisan ozon antara lain
meningkatnya intensitas sinar ultraviolet, kanker kulit, katarak, penurunan
daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik.
Menurut WHO sebagian besar
resiko kesehatan dapat ditekan melalui intervensi program kesehatan, tindakan
terencana untuk memperkuat sistem kesehatan maupun promosi kesehatan guna
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang rentan. Sektor kesehatan
harus menyiapkan langkah guna mengantisipasi dampak perubahan iklim dan
pemanasan global karena kedua faktor tersebut mempengaruhi pola penyebaran dan
penularan penyakit.
Akahkah kita semakin
memperkeruh kondisi RAHIM IBU sehingga kita akan melahirkan generasi yang cacat
phisik (penuh penyakit) dan cacat mental (psikopat) serta semakin mempercepat
usia kematian mausia dan kepunahan bumi ? Apa yang terjadi selama ini adalah
akibat ULAH KITA SENDIRI. Maka, marilah kita menghimpun dan memikul rasa
tanggung jawab bersama dengan kesadaran spiritual penuh dengan mengurangi sikap
menzolimi Ibu pertiwi dengan mengeksploitasi bumi secara terus menerus untuk
mengejar keuntungan ekonomi semata. Karena itu, upaya pencegahan segala
keburukan harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya menangani penyakitnya
saja, tetapi tiap faktor lingkungan fisik dan biologis harus dikendalikan
dengan cara memodifikasi lingkungan untuk menciptakan kondisi yang lebih sehat.
Sudah waktunya kita semua
menghentikan sifat-sifat kebinatangan di dalam diri kita yang sangat rakus dan
egois. Kesombongan diri kita sebagai manusia yang menjajah apa saja terhadap
ciptaan Allah yang lain. Mari kita hentikan segala bentuk pengrusakan di muka
Bumi. Kita wajib menjaga keaslian fitrah fungsi bumi sebagaimana bumi
diciptakan. Sesungguhnya Ibu Pertiwi, adalah Sang Ratu Adil sebagai perwujudan
feminisme dan keagungan kasih sayang seorang IBU di kancah alam semesta ini.
Pantaskah manusia menyia-nyiakan kasih sayang ini dengan merusak bumi?
Janganlah kita menjadi manusia yang durhaka kepada Ibu Pertiwi dengan berterima
kasih atas cinta Ibu Pertiwi kepada manusia.
Selamat Hari Bumi, Selamat
ulang tahun Ibu Pertiwiku yang tercinta .
(Data dan ilustrasi diambil dari
berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.